Senin, 01 Februari 2010

PERBEDAAN PENGOBATAN PENYAKIT TERKENA BLACK MAGIC DAN PSIKOSOMATIS

Setelah sekian lama mempelajari pengobatan alternatif terhadap penyakit gangguan black magic (kesurupan, santet dll) dan penyakit gangguan kejiwaan seperti stress, depresi, psikosomatis dan mental bipolar, saya merasa perlu menuliskan pengalaman dan menjelaskan betapa pengobatan penyakit gangguan kejiwaan jauh lebih sulit daripada pengobatan gangguan black magic…
Mengapa demikian ?, para penderita penyakit kejiwaan, akar penyakitnya berasal dari suatu mismanajemen fikirannya sendiri….diakibatkan karena Fikiran Sadar (Ego)sipenderita tidak bisa dan tidak mau mengatur dan mengelola secara seimbang ,serasi dan harmonis antara dorongan nafsu duniawi (Id) dengan dorongan Hati Nurani (Super Ego)nya…
Fikiran Sadarnya/Egonya sangat terpengaruh oleh dorongan nafsu duniawi yang sarat dengan berbagai Fikiran Negatif, sehingga cenderung lebih banyak mengambil keputusan yang disebut “Egois”, hanya mementingkan kepentingan diri sendiri saja, sehingga dia sulit bersossialisasi dengan pihak lain…
Karena hanya mementingkan dirinya sendiri, maka ia akan sangat mudah kecewa, irihati, marah, dendam, dengki, pesimis, putus asa….sehingga terjadilah perasaan tertekan oleh keadaan/stress, berkembang terus menjadi depresi dan selanjutnya terjadilah kerusakan fungsi oragan penting tubuhnya, dimulai dari susunan saraf pusat, merembet ke lambung, tekanan darah tinggi, jantung, ginjal, paru paru, mata dll…penyakit ini disebut psikosomatis…
Menurut pengalaman dan pengamatan saya selama menangani penderita psikosomatis, mereka ini umumnya sangat egois dan merasa dirinya paling tahu segalanya, termasuk penyakitnya sendiri…semua penyembuh, baik dokter medis, dokter kejiwaan, alternatif, dianggapnya lebih bodoh dari dia….mereka umumnya tidak mau mendengar nasihat dan petunjuk siapapun, tapi lebih senang menasihati dan memberi petunjuk orang lain, termasuk para pengobatnya….
Tidak aneh kalau yang datang keruangan saya umumnya sudah puluhan kali berobat ke dokter umum, spesialis, psikiater, ustadz, kiyai, alternatif dll, tetap saja tak ada perbaikan,,,kalaupun sembuh hanya sementara saja, lalu kambuh kembali…
Karena itu, kalau untuk menyembuhkan penyakit balck magic cukup hanya satu atau dua kali pertemuan dan hanya dalam waktu sekitar maksimal satu jam dalm setiap pertemuan, sudah bisa tuntas, ….maka kalau penyakit psikosomatis butuh pertemuan lebih banyak, secara bertahap dan berlanjut, setiap pertemuan bisa makan waktu 3 sampai 4 jam, sampai isteri saya keheranan kok gak selesai selesai…mulai jam 7 malam, jam 11 malam belum selesai juga berdiskusi….
Hanya segelintir pasien yang terkena psikosomatis yang bisa sembuh dalam waktu relatif cepat, itu sangat ditentukan oleh Kemauan Kerasnya untuk bersikap Ikhlas, Terbuka dan Mau Berserah Diri kepada yang Kuasa….
Mayoritas penderita psikosomatis, Kecerdasan Spiritualnya sangat rendah….( biasanya kalaupun mereka hapal surat Al Faatihah, tapi tidak tahu artinya…ada yang tak tahu sama sekali…padahal mengaku beragama Islam).
Penyakit Psikosomatis sangat erat dengan kwalitas Keimanan dan Ketaqwaan seseorang….kalau Keimanan dan Ketaqwaannya tinggi, umumnya sangat kebal terhadap penyakit apapun, termasuk psilosomatis dan black magic…
Penyakit black magic relatif lebih mudah diobati, karena penyebabnya lebih dominan pengaruh dari luar fikiran sipasien…kalau kita memiliki enerji penyembuhan Illahi, dapat segera disembuhkan dalam waktu singkat…kemudian dilakukan pagar benteng keimanan dan ketaqwaan yang lebih baik dan mendasar….minimal harus menguasai, memahami, menjiwai surat Alfaatihah secara baik dan benar, dan tidak boleh takut kepada jin dan setan…hanya takut kepada Allah YME…
Bagi pembaca blog yang menderita psikosomatis, jangan tersinggung dengan tulisan saya, bahkan agar dimanfaatkan untuk introspeksi dan melakukan manajemen fikiran yang lebih baik dan benar….kalau tidak mau, maka penyakitnya sulit sembuhnya….kecuali Tuhan berkata lain…Selamat berusaha dan berjuang melakukan manajemen fikiran yang baik dan benar….

BEDA BERPIKIR POSITIF DAN NEGATIF
Pembaca yang budiman, setelah 2 tahun lebih menulis blog ini sekaligus juga melakukan hoby konsultasi dan terapi baik online maupun ketemu langsung dengan klien, saya temukan ternyata akar masalah dari semua kesulitan hidup/musibah yang diderita oleh para klien tersebut adalah mereka kesulitan membedakan mana yang berpikir positif dan mana yang negative.
Karena itu saya coba membantu lebih menjelaskan perbedaan antara berpokir positif yang akan menghasilkan kondisi kehidupan yang Great Life dengan berpikir negative yang akan menghasilkan penderitaan hidup, terutama berbagai permasalahan hidup kita sehari hari….
1. Sikap teliti, hati hati, serius, adalah hasil dari berpikir positif, tapi kalau kemudian berkembang menjadi terlalu teliti, terlalu hati hati, terlalu serius, itu sudah berubah menjadi berpikir negative yaitu “Perasaan ketakutan akan apa yang akan dihadapi atau dikerjakan”…..akibatnya justru apa yang kita takutkan akan terjadi, Sikap berani, adalah positif, tapi sering dalam pelaksanaannya menjadi terlalu berani, sehingga menjadi “ceroboh, nekad, sombong, ingin dipuji”, dan semua itu adalah negative…akibatnya akan terjadi musibah….
2. Sikap mencintai suami, isteri, anak, adalah positif, tapi kalau menjadi terlalu mencintai, sering berubah menjadi cemburu, posesif, over proteksi, memanjakan, mengkultuskan…ini semua negative, akibatnya akan terjadi musibah…
3. Sikap penuh percaya diri, optimis adalah positif, tapi kalau terlalu percaya diri dan optimis akan berubah menjadi sombong, over acting, merendahkan orang lain, under estimate/over estimate….ini semua negative, akan mengakibatkan musibah…
4. Sikap dermawan, ringan tangan, empati, peduli kepada kesulitan orang lain, adalah positif, tapi kalau keterlaluan, akan berubah menjadi boros, dimanfaatkan orang lain…ini negative…
5. Sikap bekerja keras, berambisi untuk mendapatkan harta, kekuasaan, pangkat, jabatan, lawan jenis, kesuksesan duniawi, adalah positif, tapi kalau sudah keterlaluan dan terobsesi, terbelenggu, maka akan berubah menjadi “ ambisius, takut gagal, memberhalakan duniawi”…itu semua negative….akan mengakibatkan musibah.
6. Sikap ingin mendekatkan diri kepada Tuhan, ingin berjihad/berjuang dijalan Tuhan adalah positif, tapi kalau keterlaluan, akan berubah menjadi “Fanatik, ekstrim, dogmatis”…itu negative…
7. Sikap disiplin adalah positif, tapi kalau keterlaluan, akan berubah menjadi “ Disiplin Mati, bersikap kaku, tidak flexible”…..itu negative.
8. Sikap ingin dihargai oleh orang lain, sikap selalu menjaga image/Jaim, selalu menjaga sopan santun, tata karma, adalah positif, tapi kalau keterlaluan, akan berubah menjadi “ Gila hormat, tidak mau menerima saran, sombong”…itu semua negative.
9. Masih banyak contoh berfikir negative yang terjadi karena “Terlalu ingin disebut berpikir positif”….yang secara tidak disadari, justru menjadi negative….

Pembaca budiman, ada pengalaman berharga waktu saya melakukan terapy kepada seorang ibu yang menderita berbagai penyakit secara kronis , sudah berobat kedokter umum, spesialis, ozone, tusuk jarum, alternative, selama sekitar sepuluh tahun, tapi semakin lama semakin parah, dimana klimaksnya pada bulan puasa tahun yang lalu tergeletak ditempat tidur tidak bisa bangun….Kebetulan saya ada yang menghubungi untuk membantu ibu tersebut…rumahnya di Jawa Barat.
Setelah saya terapi dengan enerji Supra Concious/Kesadaran Super/Kekuatan Alam Bawah Sadar, dibawah kendali alam bawah sadarnya, dalam frekuensi Theta, ia menceritakan semua yang terjadi dari A sampai Z, sambil menangis histeris…..
Ibu ini sebenarnya sangat spiritual, sangat ingin berusaha bersikap positif kepada semua orang, apalagi suami yang sangat dihormatinya……Karena sangat menghormati suaminya, ia berusaha keras menutup aib suaminya dengan sangat ketat dan menyimpannya untuk diri sendiri selama bertahun tahun……kalau ada orang bertanya: “Sakit apa?”…jawabannya selalu: ” Hanya sakit tekanan darah rendah, karena itu sering pusing”…..
Waktu saya jelaskan bahwa semua sakitnya adalah akibat telah melakukan berpikir negative selama sepuluh tahun, ibu itu kaget dan bertanya: “ Apakah berusaha keras menutup aib suami untuk menjaga martabatnya didepan anak anak, didepan mertua dll, tergolong pikiran negative?…bukankah agama Islam mengajarkan agar kita selalu berbicara yang baik baik saja dan jangan menceritakan aib orang lain…?”…
Lalu saya jawab: “Menjaga aib suami dan selalu bercerita yang baik baik saja tentang suami adalah positif…..tapi rasa Ketakutan yang mendalam selama bertahun tahun telah meracuni alam fikiran ibu dan Hukum Tarik Menarik/The Secret otomatis bekerja menarik semua hal yang tidak baik dari alam semesta, berupa musibah, kesedihan, penyakit dari alam semesta dan mewujud dalam kehidupan nyata ibu !”…..
Setelah saya jelaskan panjang lebar bagaimana merubah pikiran takut bocor menjadi “Pasrah kepada Tuhan, tanpa harus bercerita yang tidak baik tentang suami, biarkan, ikhlaskan biar Tuhan yang mengambil alih apa yang harus terjadi….Istigfar, syukuri apa yang dikaruniakan Tuhan apa adanya, belajar control pikiran agar selalu positif dan tidak bergeser menjadi negative…!”, akhirnya setelah tiga kali pertemuan, sang ibu yang sangat menghormati suaminya ini sembuh total sampai sekarang…..
Pembaca yang budiman, ini adalah kisah nyata tentang bahayanya kurang memahami perbedaan berpikir positif dan negative.
Banyak pengalaman lain, mengobati mereka yang kelihatannya sangat spiritual, tapi terjebak kekeliruan persepsi mana yang positif, mana yang negative…..
Sekian dulu, semoga bermanfaat….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar